Sunat dengan alat prepex dapat dilakukan untuk anak 15 tahun ke atas.
Cara kerja alat ini sangat sederhana. Pertama diawali dengan
membersihkan penis, kemudian diukur penisnya untuk diketahui ukuran
dalam pemakaian cincin.
Sunat dengan cara ini banyak diminati lelaki dewasa yang kebanyakan
warga asli Papua. Mereka bahkan secara sukarela mendaftarkan diri untuk
sirkumsisi atau sunat modern dengan menggunakan alat prepex.
Hingga sore ini, sunat dengan alat prepex berhasil menyita perhatian paling banyak dari pembaca Liputan6.com di kanal Regional, Rabu (6/4/2016).
Dua berita lainnya yang tak kalah populer adalah mengenai robot
rancangan siswa SD Muhammadiyah 4 Puncang Surabaya yang mengalahkan
robot buatan 16 kontestan dari negara-negara Asia dan begal yang ikut
Ujian Nasional (UN).
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional: 1. Sunat Cara Ini Diminati Lelaki Dewasa Papua
Peminat sunat untuk laki-laki dewasa Papua tinggi (Liputan6.com / Katharina Janur)
Tidak sakit dan hanya membutuhkan waktu sekitar 5-7 menit bagi Arnold (30) warga Jayapura untuk disunat.
"Saya enjoy," kata Arnold ketika ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura, Selasa (5/4/2016).
Arnold bersama dengan 167 orang lelaki dewasa yang kebanyakan warga
asli Papua secara sukarela mendaftarkan diri untuk sirkumsisi atau sunat
modern dengan menggunakan alat prepex.
"Mumpung gratis dan lokasi sirkumsisi ada di Jayapura, maka saya
sengaja untuk mendaftar. Pengetahuan sirkumsisi ini sudah saya dapatkan
beberapa tahun lalu dan hari ini adalah eksekusi untuk saya, " kata
Arnold sambil tersenyum malu.
Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Provinsi Papua
Constant Karma mengaku termasuk orang pertama yang melakukan sirkumsisi
tahap pertama, disusul dengan mantan Bupati Keerom Yusuf Wally dan
beberapa pejabat lainnya. Sejumlah wartawan di Jayapura juga ikut
sirkumsisi.
Jakarta - Ooredoo, pemilik saham mayoritas Indosat,
makin agresif menggenjot bisnis digital dan mobile payment di Asia
Tenggara lewat usaha patungannya bersama Rocket Internet di Asia Pacific
Internet Group (APACIG).
"Kami berhasil meningkatkan value dari
perusahaan pada tahun lalu. Tahun ini kami akan lebih agresif karena
yakin pasar Asia Tenggara terus tumbuh terutama dari sisi penetrasi
internet dan pendapatan," ujar Group CEO Ooredoo Nasser Marafih, dalam
keterangannya, Minggu (1/3/2015).
Sepanjang 2014, perusahaan
patungan ini melansir empat perusahaan yakni ShopWings, Printvenue,
Helpling, dan SpaceWays. Selain itu juga berhasil mengelola operasional
14 perusahaan di 15 pasar Asia Pasifik seperti Singapura, Indonesia dan
Myanmar.
Perusahaan ini biasanya menggelontorkan dana bagai
pemain eCommerce, marketplaces, classifieds, lead generation, dan
payment. APACIG menggelontorkan dana sekitar USD 25 juta untuk portal
Carmudi dan sekitar USD 19 juta untuk portal Lamudi di Februari lalu.
Tak
hanya itu, pada awal 2015, melalui Philippine Internet Group
menggandeng operator PLDT untuk menggenjot bisnis online di Filipina.
APCIG ikut juga meracik portal Daraz yang bermain di ritel consumer good
di Myanmar, Pakistan dan Bangladesh.
Ada juga marketplace
Kaymuan di Myanmar, Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka dan Nepal. Portal
pembanding harga dengan nama PricePanda di Singapura, Malaysia,
Indonesia, Filipina dan Thailand.
Berikutnya ada portal lowongan
kerja work.com.mm dan portal iklan kalsifikasi ads.com.mm di Myanmar.
Dijelaskannya, eCommerce adalah bisnis masa depan dari perseroan yang
akan menjadi andalan bagi pasokan pendapatan di masa depan.
“Kerjasama
dengan Ooredoo sangat bagus sejak awal. Kami sudah hadir di Australia,
Bangladesh, dan Myanmar. Kami akan lanjutkan pertumbuhan positif yang
terjadi dengan mengoptimalkan kekuatan Ooredoo seperti menyediakan pre
install, pembayaran via mobile, dan SMS blast untuk meningkatkan
pemasaran," tambah co-CEO APACIG Koen Thijssen
Jakarta Putri bungsu Rinto Harahap,
Cindy Claudia Harahap mengaku menyesal belum sempat berbincang banyak
sebelum kepergiannya. Usai pulang mengantar anak dari Australia, Cindy
sudah mendapati kondisi sang ayah sudah menurun dan tak sadarkan diri.
"Kondisinya sudah lemah banget. Saya menyesal banget karena nggak bisa
ngobrol banyak dengan dia karena harus mengantar anak ke Australia. Saya
balik dari Australia ketemu sebentar kondisinya sudah drop," kata Cindy
Claudia Harahap, di TPU Kampung Kandang, Ciganjur, Jakarta Selatan,
Rabu (11/2/2015).
Akan tetapi, pesinetron Bidadari Yang Terluka
itu sudah ikhlas melepas kepergian sang ayah selamanya. Apalagi selama
ini pihak keluarga sudah memberikan usaha pengobatan yang maksimal sejak
tiga tahun lalu.
"Kita semua sedih," ucap Cindy. "Tapi kita
sudah berjuang lah, try to the best (mencoba yang terbaik) untuk
kesembuhan papa. Kita harus ikhlas, dan sudah ikhlas."
"Yang
sempat ngobrol Tamara (Bleszynsky). Papa bilang Tamara jenguk ke
Singapura, saya pikir halusinasi, ternyata tidak. Dia ngobrol banyak
sama papa, katanya mau ngobrol di rumah Bango. Saya justru nggak sempat
ngobrol apapun sama sekali, nyesak juga ya," tambah artis 39 tahun itu.
Terakhir, Cindy Claudia Harahap mengaku sempat punya firasat jika hidup
ayahnya tak akan lama lagi. Cindy sedang melihat kejanggalan pada diri
Rinto Harahap ketika sedang makan pagi bersama.
"Saya sudah
nggak enak hati. Terakhir saya makan sama papa, sempat bercanda-canda.
Saya lihat muka papa beda, bertahun-tahun temani papa saya nggak pernah
begitu. Baru kali ini lihat mukanya putih dan pucat. Kondisinya papa
sudah capek ya, dikemoterapi terus tiga tahun," tandas Cindy Claudia Harahap.